Senin, 01 Februari 2016

Amalan Yang Menyelamatkan dari Api Neraka

sedekah 1Amalan Yang Menyelamatkan dari Api Neraka
Wahai Saudaraku sesama Muslim, Abu Zdar ra. pernah berkata:
Saya pernah bertanya pada Rasulullah SAW.: “Perbuatan apa yang bisa menyelamatkan orang dari api neraka?
Beliau menjawab: “Iman kepada Allah”.
Saya berkata lagi: “Wahai Nabi Allah, dengan iman itu tentu ada amal perbuatan?”.
Jawab Beliau: “Hendaklah engkau sedekahkan apa apa yang diberikan Allah.”
Saya bertanya lagi: “Wahai Nabi Allah, kalau orang orang itu fakir miskin, tidak memiliki sesuatu?”
Beliau menjawab: “Lakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar”.
Saya bertanya pula: “Kalau orang itu tidak bisa melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar?”.
Beliau bersabda pula: “Suruhlah dia mengajar orang bodoh”.
Saya bertanya lagi: “Jika orang itu tidak bisa melakukannya?”.
“Suruhlah dia membela orang yang dizalimi orang”, sabda Nabi pula.
Saya bertanya lagi: “Kalau orang itu tergolong lemah, tidak sanggup membela orang yang teraniaya?”.
Beliau menjawab seraya bertanya: “Perbuatan apa yang engkau inginkan dari rekanmu itu untuk bekal kebajikan? ! Suruhlah dia jangan menyakiti hati orang lain”.
Saya bertanya lagi: “Wahai Rasulullah, apakah perbuatan itu akan memasukannya ke dalam Surga?”.
Lalu jawabnya lagi menegaskan: “Seorang mukmin yang telah mengerjakan salah satu dari perbuatan itu, akan dituntun masuk kedalam Surga”.
Kami bisa membayangkan api neraka sebagai puncak siksaan lahir atau bathin yang ditimpakan kepada penjahat. Dan Surga sebagai suatu puncak penilaian kebajikan yang merupakan ganjaran lahir atau bathin pula, bagi orang orang yang beramal saleh di jalan Allah. Dalam hadist ini terlihat Rasulullah SAW. banyak menampilkan rahmat dan amal kebajikan, dan penilaian pahala tidaklah mensyaratkan orang harus mengerjakan semuanya. Melakukan satu saja, sudah cukup baik. Ya, hanya satu saja sudah bisa membawa si pelakunya ke puncak sana (Surga). Itulah makna kata kata agung yang diucapkan beliau pada penutup hadistnya itu. Demikianlah seperti yang diuraikan oleh Abu Zdar.
Dalam kisah lain diceritakan oleh Rasulullah SAW. bagaikan seniman jenius, dimana beliau melukiskan pengertian rahmat itu dalam bentuk kisah yang indah dan menarik.
“Seorang rahib dari Bani Israel telah beribadat pada Allah didalam sebuah biara selama enam puluh tahun. Pada suatu hari hujan pun turun dengan lebatnya dan pemandangan sekitarnya menjadi hijau. Sang rahib melepaskan pandangannya keluar biara seraya berkata: “Kalau aku turun keluar sambil berzikir menyebut nyebut nama Allah, tentulah akan menambah kebaikanku “.
Diapun menuruni tangga sambil membawa dua potong roti. Sesampainya dia dibawah dia disambut oleh seorang wanita. Maka berbincang bincanglah mereka, dan dimabuk cinta serta tak sadarkan diri. Kemudian sang rahib pergi mandi ke sebuah kolam, lantas datanglah seorang peminta minta. Dia menunjuk pada dua potong rotinya agar si peminta minta mengambil makanan itu. Dan tiba tiba saja sang rahib meninggal dunia. Lalu ditimbangkanlah pengabdiannya selama enam puluh tahun itu dengan perbuatannya main dengan pelacur tersebut. Perbuatannya dengan sang pelacur ternyata mengalahkan semua kebaikannya. Kemudian pahala karena memberikan dua potong roti kepada si pengemis ditambahkan ke dalam pengabdiannya itu, maka ternyata timbangan kebaikannya menjadi lebih berat. Maka diapun diampuni ! “.
Sungguh hebatnya Rasulullah SAW. meletakkan kedudukan rahmat pada puncak yang begitu agung, sehingga kita bisa melihat betapa Allah SWT. menimbang rahmat seseorang bukan dari besarnya, akan tetapi berdasarkan penampilan spiritual dari rahmat itu sendiri.
Tiap karya seseorang sekalipun nampaknya kecil, bisa menyelamatkan orang itu dari bencana besar, seperti yang disabdakan Rasulullah: ” Perbuatan baik dapat mencegah menangnya keburukan”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar